Rabu, 12 Desember 2012

Minyak Bumi Menipis, UEA Andalkan Pelabuhan Kargo



Uni Emirat Arab (UEA) mengandalkan pelabuhan kargo untuk mengantisipasi menipisnya cadangan minyak bumi dan gas negeri tersebut. Realisasi tersebut termaktub dalam Visi 2030 pemerintahan Presiden UEA Sheikh Khalifa Bin Zayed Al-Nahyan.

Pada Rabu (12/12/2012), sebagaimana warta AP, Al-Nahyan meresmikan pelabuhan kargo di utara Abu Dhabi. Nama pelabuhan itu pun diambil dari nama penguasa UEA, Khalifa. "Pelabuhan ini akan membantu mengurangi ketergantungan pendapatan UEA dari minyak dan gas bumi," kata Al-Nahyan di Abu Dhabi. Menurut rencana, Pelabuhan Khalifa mampu menggarap 12 juta ton kargo umum per tahun. Ini merupakan fase pertama dari estimasi pengembangan hingga mampu menguasai 15 juta peti kemas 24 kaki berikut 35 juta ton kargo umum. Pelabuhan Khalifa terletak berdekatan dengan Kawasan Industri Kizad. Kedua pusat perekonomian ini dibangung dengan biaya 7,2 miliar dollar AS.

Abu Dhabi adalah penghasil terbesar keempat minyak bumi dunia. Setahun silam, 60 persen produk domestik bruto (GDP) Abu Dhabi berasal dari sektor ini. Angka ini merupakan 29 persen sumbangan GDP untuk UEA.
Sebagaimana halnya dengan Pelabuhan Jebel Ali di Dubai, Pelabuhan Khalifa bukanlah pelabuhan gratis untuk penanganan kargo asal Eropa dan Asia. Kedua pelabuhan ini merupakan pelabuhan transit untuk kebutuhan industri dan produk konsumsi UEA.

Sumber: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar