PT Pertamina (Persero) mengharap mampu meraup keuntungan hingga 26,98
juta dolar AS dari ekspor produk petrokimia. Perseroan tersebut mengaku
optimistis bisa meraih pendapatan setara dengan Rp 264 miliar ini,
dengan penjualan produk slack wax yang berguna untuk industri manufaktur.
"Kami menargetkan produksi dan penjualan slack wax sebesar 28.500 metrik ton," kata Wakil Presiden Korporat Komunikasi Pertamina Ali Mundakir, Rabu (1/5). Ia menuturkan ini bakal menjadi tumpuan baru bisnis Pertamina, yang hingga kini masih didominasi migas.
Meski slack wax belum menjadi bahan baku utama industri domestik, ia yakin dengan strategi ekspor, perseroan bisa meningkatkan pendapatan. Dikatakan Ali, karena permintaan dalam negeri minim, Pertamina akan menyalurkan 68 persen produksi produk ini untuk keperluan ekspor.
Sementara sisanya sebanyak 32 persen akan disalurkan ke konsumen lokal. "Tapi ketika pasar domestik berkembang, tentunya kami akan memperlebar lagi distribusi produk ini untuk domestik," jelasnya.
Negara seperti Korea Selatan misalnya, akan menjadi fokus utama ekspor. Tiap bulannya Pertamina menargetkan mampu mengekspor slack wax hingga 400 metrik ton.
Pertaminapun tengah menjajaki ekspor ke negara lainnya yakni Malaysia, India, Thailand dan Belanda. "Namun ini masih dalam pembicaraan," ujarnya.
Slack wax kerap digunakan sebagai bahan adhesive untuk seal document, lilin, kosmetik baik cold cream, vanishing cream, emollient cream, protective cream, sun screen cream, lipstick, cream rough, eyebrow pencils, shaving cream dll. Selain itu juga untuk keperluan tinta cetak, tinta kertas maupun karbon, serta berguna bagi industri kertas.
Produk slack wax diproduksi oleh Kilang Lube Oil Complex (LOC) RU IV milik Pertamina di Cilacap Jawa Tengah. Produk ini dipasarkan dalam beberapa bentuk klasifikasi produk mulai dari jenis slack wax LMO (light machine oil), slack wax SPO (spindle oil), slack wax DAO (deasphalting oil) dan slack wax grade baru MMO.
"Untuk menjamin kualitas yang diekspor, Pertamina juga akan terapkan cara khusus guna menjaga kualitas produk," jelasnya. Ia berujar Pertamina akan merubah pola lifting (produksi petrokimia yang dijual), dari penampungan ke dermaga khusus.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menargetkan penjualan seluruh produk petrokimia hingga 500 ribu ton untuk pasar domestik dan regional di 2013. Pertamina akan segera membentuk perusahaan patungan untuk memasarkan produk ini.
"Perusahaan patungan akan mulai beroperasi Juli 2013," katanya. Saat ini, Pertamina juga tengah membuat kilang petrokimia baru, yang akan mulai dioperasikan 2017 nanti.
"Kami menargetkan produksi dan penjualan slack wax sebesar 28.500 metrik ton," kata Wakil Presiden Korporat Komunikasi Pertamina Ali Mundakir, Rabu (1/5). Ia menuturkan ini bakal menjadi tumpuan baru bisnis Pertamina, yang hingga kini masih didominasi migas.
Meski slack wax belum menjadi bahan baku utama industri domestik, ia yakin dengan strategi ekspor, perseroan bisa meningkatkan pendapatan. Dikatakan Ali, karena permintaan dalam negeri minim, Pertamina akan menyalurkan 68 persen produksi produk ini untuk keperluan ekspor.
Sementara sisanya sebanyak 32 persen akan disalurkan ke konsumen lokal. "Tapi ketika pasar domestik berkembang, tentunya kami akan memperlebar lagi distribusi produk ini untuk domestik," jelasnya.
Negara seperti Korea Selatan misalnya, akan menjadi fokus utama ekspor. Tiap bulannya Pertamina menargetkan mampu mengekspor slack wax hingga 400 metrik ton.
Pertaminapun tengah menjajaki ekspor ke negara lainnya yakni Malaysia, India, Thailand dan Belanda. "Namun ini masih dalam pembicaraan," ujarnya.
Slack wax kerap digunakan sebagai bahan adhesive untuk seal document, lilin, kosmetik baik cold cream, vanishing cream, emollient cream, protective cream, sun screen cream, lipstick, cream rough, eyebrow pencils, shaving cream dll. Selain itu juga untuk keperluan tinta cetak, tinta kertas maupun karbon, serta berguna bagi industri kertas.
Produk slack wax diproduksi oleh Kilang Lube Oil Complex (LOC) RU IV milik Pertamina di Cilacap Jawa Tengah. Produk ini dipasarkan dalam beberapa bentuk klasifikasi produk mulai dari jenis slack wax LMO (light machine oil), slack wax SPO (spindle oil), slack wax DAO (deasphalting oil) dan slack wax grade baru MMO.
"Untuk menjamin kualitas yang diekspor, Pertamina juga akan terapkan cara khusus guna menjaga kualitas produk," jelasnya. Ia berujar Pertamina akan merubah pola lifting (produksi petrokimia yang dijual), dari penampungan ke dermaga khusus.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menargetkan penjualan seluruh produk petrokimia hingga 500 ribu ton untuk pasar domestik dan regional di 2013. Pertamina akan segera membentuk perusahaan patungan untuk memasarkan produk ini.
"Perusahaan patungan akan mulai beroperasi Juli 2013," katanya. Saat ini, Pertamina juga tengah membuat kilang petrokimia baru, yang akan mulai dioperasikan 2017 nanti.
Sumber: Republika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar