2.1.1 Beberapa masalah yang
gagal diantisipasi oleh Akuntansi Manajemen Tradisional
Hal-hal yang tidak
diberitahukan oleh sistem akuntansi biaya tradisional kepada manajemen banyak
sekali. Akuntansi biaya tradisional memberi sedikit ide kepada manajemen pada
saat harus mengurangi pengeluaran pada waktu yang mendesak. Sistem tersebut
hanya memberikan laporan manajemen dengan menunjukkan dimana biaya dikeluarkan
dan tidak ada indikasi apa-apa yang menimbulkan biaya.
Sistem biaya tradisional
memang memeperhatikan biaya total perusahaan, akan tetapi mereka mengabaikan “below the line expenses”, seperti
penjualan, distribusi, riset, dan pengembangan serta biaya administrasi.
Biaya-biaya ini tidak dibebankan kepasar, pelanggan, saluran distribusi, atau
bahkan produk yang berbeda. Banyak manajer yang percaya bahwa biaya-biaya
ini adalah tetap. Oleh sebab itu, biaya-biaya “below the line” ini diperlakukan
secara sama dengan mendistribusikannya kepada pelanggan. Padahal,
sekarang ini beberapa pelanggan jauh lebih mahal untuk dilayani dibandingkan
dengan yang lain
dan sebenarnya beberapa biaya tersebut
adalah biaya variabel. (Amin, 1992: 22).
dengan berkembangnya
dunia teknologi, sistem biaya tradisional mulai dirasakan tidak mampu
menghasilkan produk yang akurat lagi. Hal ini disebabkan karena
lingkungan global menimbulkan banyak pertanyaan yang tidak dapat dijawab
sistem akuntansi biaya tradisional, antara lain:
a.
Sistem akuntansi biaya tradisional terlalu
menekankan pada tujuan penentuan harga pokok produk yang dijual. Akibatnya
sistem ini hanya menyediakan informasi yang relatif sangat sedikit untuk
mencapai keunggulan dalam persaingan global.
b.
Sistem akuntansi biaya tradisional untuk
biaya overhead terlalu memusatkan pada distribusi dan alokasi biaya
overhead daripada berusaha keras untuk mengurangi pemborosan dengan
menghilangkan aktivitas yang tidak bernilai tambah.
c.
Sistem akuntansi biaya tradisional tidak
mencerminkan sebab akibat biaya karena seringkali beranggapan bahwa biaya
ditimbulkan oleh faktor tunggal misalnya volume produk atau jam kerja langsung.
d.
Sistem akuntansi biaya tradisional
menghasilkan informasi biaya yang terdistorsi sehingga mengakibatkan pembuatan
keputusan yang menimbulkan konflik dengan keunggulan perusahaan.
e.
Sistem akuntansi biaya tradisional
menggolongkan biaya langsung dan tidak langsung serta biaya tetap dan variabel
hanya mendasarkan faktor penyebab tunggal misalnya volume produk, padahal dalam
lingkungan teknologi maju cara penggolongan tersebut menjadi kabur karena biaya
dipengaruhi oleh berbagai macam aktivitas.
f.
Sistem akuntansi biayaa tradisional
menggolongkan suatu perusahaan kedalam pusat-pusat pertanggung jawaban yang
kaku dan terlalu menekankan kinerja jangka pendek.
g.
Sistem akuntansi biaya tradisional
memusatkan perhatian kepada perhitungan selisih biaya pusat-pusat
pertanggngjawaban tertantu dengan menggunakan standar.
h.
Sistem akuntansi biaya tradisional tidak
banyak memerlukan alatalat dan teknik-teknik yang canggih dalam sistem
informasi dibandingkan pada lingkungan teknologi maju.
i.
Sistem akuntansi biaya tradisional kurang
menekankan pentingnya daur hidup produk. Hal ini dibuktikan dengan perlakuan
akuntansi biaya tradisional terhadap biaya aktivitas-aktivitas perekayasaan,
penelitian dan pengembangan. Biay-biaya tersebut diperlakukan sebagai biaya
periode sehingga menyebabkan terjadinya distorsi harga pokok daur hidup produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar