Jumat, 30 Mei 2014

Penentuan harga Pokok Berdasarkan Activity Based Costing (ABC)



2.2.1 Definisi sistem biaya berdasarkan Activity Based Costing (ABC)
            Activity Based Costing Sistem adalah suatu sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas-aktifitas  yang dilakukan untuk menghasilkan produk/jasa.  Activity Based Costing menyediakan informasi perihal aktivitas-aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya (cost driver) yakni, bertindak sebagai faktor penyebab dalam pengeluaran biaya dalam organisasi. Aktivitas-aktivitas ini menjadi titik perhimpunan biaya. Dalam sistem ABC, biaya ditelusur ke aktivitas dan kemudian ke produk. System  ABC mengasumsikan bahwa aktivitas aktivitaslah, yang mengkonsumsi sumber daya dan bukannya produk.
Sistem ABC timbul sebagai akibat dari kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk secara akurat. Hal ini didorong oleh:
  • Persaingan global yang tajam yang memaksa perusahaan untuk cost effective
  • Advanced manufacturing technology yang menyebabkan proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi lebih tinggi dari primary cost.
  • Adanya strategi perusahaan yang menerapkan market driven strategy
Kelemahan sistem akuntansi biaya tradisional:
  • Akuntansi biaya tradisional dirancang hanya menyajikan informasi biaya pada tahap produksi.
  • Alokasi biaya overhead pabrik hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung atau hanya dengan volume produksi.
Ada diversitas produk, dimana masing-masing produk mengkonsumsi biaya overhead yang berbeda beda.

Penerapan ABC sistem akan relevan bila biaya overhead pabrik merupakan biaya yang paling dominan dan multiproduk. Dalam merancang ABC sistem, aktivitas untuk membuat dan menjual produk digolonhkan dalam 4 kelompok, yaitu:
a.                   Facility sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan aktivitas mempertahankan kapasitas yang dimiliki perusahaan. Misal biaya depresiasi, biaya asuransi, biaya gaji pegawai kunci
b.                  Product sustaining activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan aktivitas penelitian dan pengembangan produk dan biaya untuk mempertahankan produk untuk tetap dapat dipasarkan. Misal biaya pengujian produk, biaya desain produk
c.                   Bacth activity cost ----- biaya yang berkaitan dengan jumlah bacth produk yang diproduksi. Misal biaya setup mesin.
d.                  Unit level activity cost ---- biaya yang berkaitan dengan besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan. Misal biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
Langkah-langkah ABC sistem:
a.                   Tahap pertama pengelompokan biaya overhead ke dalam kelompok biaya yang homogen. Kelompok biaya homogen merupakan kumpulan overhead yang variasinya dapat dijelaskan oleh satu faktor penyebab (cost driver). Untuk menentukan mana kelompok biaya yang homogen, dapat melihat biaya yang mempunyai rasio konsumsi sama untuk seluruh produk.
b.                  Tahap kedua alokasi biaya overhead pabrik:


       Alokasi biaya overhead = Tarif kelompok x Dasar pembebanan yang dikonsumsi


 
 



2.2.2 Tahap-tahap dalam penentuan harga pokok berdasarkan Activity Based Costing (ABC)

Tahap-tahap dari penentuan harga pokok produk:
Prosedur Tahap Pertama
Meliputi empat langkah:
A.    Penggolongan biaya
Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu interpretasi fisik yang mudah dan jelas serta cocok dengan segmen-segmen proses produksi yang dapat dikelola
B.     Mengasosiasi berbagai biaya dengan berbagai aktivitas
Menghubungkan berbagai biaya dengan setiap kelompok-kelompok biaya yang homogen ditentukan
C.     Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen.
 Kelompok biaya homogen (homogenius cost pool) : adalah sekumpulan biaya overhead yang terhubungkan secara logis dengan tugas-tugas yang dilaksanakan dan berbagai macam biaya tersebut dapat diterangkan oleh cost driver tunggal. Jadi agar dapat dimasukkan ke dalam suatu kelompok biaya yang homogen, aktivitas-aktivitas overhead harus dihubungkan secara logis dan mempunyai rasio konsumsi yang sama untuk semua produk. Rasio konsumsi yang sama menunjukkan eksistensi dari sebuah cost driver.
D.    Penentuan tariff kelompok ( pool rate )
Tarif kelompok (pool rate) adalah tariff biaya overhead per unit cost driver yang dihitung dengan rumus total biaya overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukur aktivitas kelompok tersebut.

v Prosedur tahap pertama : 
Tabel 2.1
Activity based costing

Kelompok 1
o   Biaya penyetelan
o   Biaya inspeksi

176.000
148.000
Biaya total kelompok 1
324.000
Produksi berjalan ( production run)
50
Tariff kelompok 1 ( biaya per produksi berjalan
Rp 6.480


Kelompok 2
o   Biaya listrik
o   Kesejahteraan karyawan



168.000
156.000
Biaya total kelompok 2
324.000
Jam mesin
60.000
Tarif kelompok 2 ( biaya per jam mesin)
Rp 5,4

v  Prosedur Tahap Kedua
Biaya untuk setiap kelompok biaya overhead dilacak ke berbagai jenis produk. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan tariff kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk. Ukuran ini merupakan penyederhanaan kuantitas cost driver yang digunakan oleh setiap produk. Jadi overheas ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut:

Overhead yang dibebankan = tarif  kelompok x unit-unit cost driver yang digunakan

Tabel 2.2
Biaya per unit : Activity based costing

Pembungkus
Putih


Total biaya
Kuantitas
Per unit
Biaya utama
100.000
20.000
Rp 5
Overhead
Kelompok 1 = Rp 6.480 x 20 PB
Kelompok 2 = Rp 5,4 x 10.000 jm

129.600
54.000

20.000
20.000

Rp 6,48
 RP 2,70
Jumlah overhead
183.600
20.000
 Rp 9,18
Jumlah biaya
283.600
20.000
Rp 14,18

Pembungkus
Biru


Total biaya
Kuantitas
 Per unit
Biaya utama
Rp 500.000
100.000
Rp 5
Overhead :
Kelompok 1 = Rp 6.480 x 30 PB
Kelompok 2 = Rp 5,4 x 50.000 JM

194.400
270.000

100.000
100.000

1,94
2,70
Jumlah overhead
464.400
100.000
Rp 4.64
Jumlah biaya
Rp 964.400
100.000
Rp 9.64













v   


Perbandingan Biaya-biaya Produk
Tabel 2.3
Perbandingan biaya per unit

System biaya
Pembungkus putih
Pembungkus biru
Sumber
Konvensional
Tariff tunggal satu pabrik
Tarif  setiap departemen

Rp 10.40
Rp 8.39


Rp 10.40
Rp 10.80

Peraga 5.4
Peraga 5.5
Berdasarkan aktivitas
Rp 14.18
Rp 9.64
Peraga 5.8


2.2.3 Penentuan Cost Driver
Landasan penting untuk menghitung biaya berdasarkan aktivitas adalah dengan mengidentifikasi pemicu biaya atau cost driver untuk setiap aktivitas. Pemahaman yang tidak tepat  atas pemicu akan mengakibatkan ketidaktepatan pada pengklasifikasian biaya, sehingga menimbulkan dampak bagi manajemen dalam mengambil keputusan.
Jika perusahaan memiliki  beberapa jenis produk maka biaya overhead yang terjadi ditimbulkan secara bersamaan oleh seluruh produk. Hal ini menyebabkan jumlah  overhead  yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis produk harus diidentifikasi melalui cost driver.   

a. Pengertian Cost Driver  
Cost driver merupakan faktor yang dapat menerangkan konsumsi biaya-biaya  overhead. Faktor ini menunjukkan suatu penyebab utama tingkat aktifitas yang akan menyebabkan biaya dalam aktifitas.
Ada dua jenis cost driver, yaitu:
·         Cost Driver berdasarkan unit
Cost Driver berdasarkan unit membebankan biaya overhead pada produk melalui penggunaan  tarif overhead tunggal oleh seluruh departemen.
·         Cost Driver berdasarkan non unit
Cost Driver berdasarkan non unit merupakan factor-faktor penyebab selain unit yang menjelaskn konsumsi overhead.Contoh cost driver berdasarkan unit pada perusahaan jasa adalah luas lantai, jumlah pasien, jumlah kamar yang tersedia.

b.Penentuan Cost Driver Yang Tepat
Aktivitas yang ada dalam perusahaan sangat komplek dan banyak jumlahnya. Oleh karena itu perlu pertimbangn yang matang dalam menentukan penimbul biayanya atau cost driver.
·         Penentuan jumlah cost driver yang dibutuhkan  penentuan banyaknya cost driver yang dibutuhkan berdasarkan pada keakuratan laporan product cost yang diinginkan dan kompleksitas komposisi output perusahaan. Semakin banyak cost driver yang digunakan, laporan biaya produksi semakin akurat. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat keakuratan yang diinginkan, semakin banyak cost driveryang dibutuhkan.
·         Pemilihan cost driver yang tepat.
Dalam pemilihan  cost driver yang tepat ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan:
·         Kemudahan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam pemilihan  cost driver (cost of measurement).  Cost driver yang membutuhkan biaya pengukuran lebih rendah akan dipilih.
·         Korelasi antara konsumsi aktivitas yang diterangkan oleh cost driver  terpilih dengan konsumsi aktivitas sesungguhnya 20 (degree of correlation). Cost driver yang  memiliki korelasi tinggi akan dipilih.  
·         Perilaku yang disebabkan oleh cost driver terpilih  (behavior effect). cost driver yang menyebabkan perilaku yang diinginkan yang akan dipilih.

1 komentar: